MANTAN RATU KECANTIKAN BEROTOT SEPERTI LAKI-LAKI !
Setiap budaya di dunia pasti memiliki persepsi soal
kecantikan sesuai standar masing-masing, tak terkecuali di Korea Selatan.
Barometer kecantikan di Negeri Ginseng tersebut adalah kulit putih mulus bak
porselen, tubuh kurus, dan perilaku nan feminin. Bukannya merasa dibatasi oleh
tolok ukur yang mustahil, wanita Korea justru berlomba-lomba memoles diri
mereka dengan inovasi kecantikan terkini untuk dianggap cantik kekinian.
Berbeda dengan wanita korea biasanya, Jeong Yeon Soon, mantan
Ratu Kecantikan Korea Selatan tersebut begitu berani mendobrak standar kecantikan
yang membuat sejumlah besar wanita di Korea Selatan melakukan hal ekstrem.
Tanpa banyak pertimbangan, Yeon Soon memamerkan tubuhnya yang berotot yang jauh
sekali dari standar kecantikan pada umumnya di Korea.
Tubuh Yeon Soon ini
terinspirasi dari foto Madonna yang menampilkan tubuh kencang, berotot, dan
sehat. Dari foto Madonna tersebut, ia tersadar mengenai betapa pentingnya
kesehatan dan kebahagiaan ketimbang standar kecantikan di negaranya. Perempuan
bugar ini mengawalinya dengan berolahraga lima kali sehari dan melakukan diet
ayam, kentang, dan sayuran.
Banyak orang yang pada awalnya melihat dirinya menyangka
diri Jeong Yeon Soon seorang transgender. Meski demikian, Yeon Soon tidak
pantang menyerah. Tanpa terlalu mendengarkan penilaian orang lain, ia pun
akhirnya mencapai bentuk tubuh sehat di luar standar kecantikan wanita Korea
Selatan pada umumnya.
Fenomena mengenai Jeong Yeon Soon dapat dijabarkan melalui teori pluralisme dalam post modern.
Pluralisme dapat menimbulkan 2 hal, yaitu :
- Parodi, adalah karya yang meniru karya yang telah ada, tetapi karya diciptakan untuk mengolok atau mentertawakan. Contoh : meme
- Dekonstruksi, adalah perekonstruksian segala sesuatu yang telah terstruktur. Contoh pakaian yang melanggar aturan yang ada / norma yang ada. Perempuan memakai pakaian maskulin sedangkan lelaki memakai pakaian feminin.
Perempuan dengan otot seperti lelaki termasuk ke dalam dekonstruksi karena nilai yang ada bergeser. Tidak hanya di Korea Selatan saja, tetapi hampir di semua negara selalu berpendapat bahwa perempuan pada layaknya adalah perempuan yang memiliki badan yang langsing, putih, bersih, bukannya berotot seperti lelaki perkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar